ASAL DIRI
Kitab  Barencong Datuk sanggul

DZAT ALLAH–>NUR DZAT–> NURULLAH–> MUHAMMAD(insan)–> NUR MUHAMMAD DZAT ALLAH–> JIBRIL & MUKARABINKITAB WASILAH&WASITAHpengenalan ilmu marifatAlhamdulillahirabbil Alamin wasalatu wassalamu ala sayiddina mursaliin wa’ala alihi wa’ashabihi aj’main..adapun kemudian daripada itu ketahui olehmu hai salik bahwasanya tiada sempurna bagi seseorang mengenal diri melainkan mengetahui akan asal kejadian diri,yang mula-mula diciptakan oleh Allah Ta’ala.pasal pada menyatakan asal yang mula-mula di jadikan oleh Allah seperti pada sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan kita Nabi SAW : yang mula-mula di jadikan oleh Allah Ta’ala yaitu Nur NabiMu..
> la yaskuluhul lahu’illah = tiada yang menyebut Allah hanya Allah,
> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat Allah hanya Allah,
>laya budullahu ilallah = tiada yang menyembah Allah hanya Allah
seperti firman Allah di dalam hadits qudsi :
dzahir tuhan didalam bathin hamba-nya,manusia itu rahasiaku dan aku pun rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu) bermula insan itu rahasiaku dan rahasiaku itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari padanya(al insanu sirri wassirri wa sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya bagi Allah katanya Allah kepada Muhammad.
Ini di dalam Al-Adzhim..(jistumul insanu wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahuwarruha walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila ana walla ana gairuhu :
 tubuh manusia dan hatinya dan nyawanya,
pendengarannya,penglihatannya,
tangan dan kakinya sekalian itu aku nyatakan dengan diriku bagi dirinya,
dan insan itu tiada lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari padanya.
maka tiada engkau berani akan di aku selama engkau masih tiada fana di dalamku,syahtiada ayal,terhila dan yaitu rupaku padamu.
maka yaitulah yang dipegang oleh orang arif’billah,firman Allah :
wa huwa ma’akum Ainama kuntum ” ada tuhan kamu serta kamu”,
wa fi’an fusikum affala tafsiruun “dan didalam dirimu pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku,karena Aku terlebih hampir dekat pada alat matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu..”
maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang di dapat La Illaha Ila Allah,Ana…tiada tuhan melainkan Aku…Adapun La Illaha > isyarat wujd makhluk, Ila Allah > isyarat Qadim adapun yang mematikan diri yang berhuruf dan bernama ALLAH itu demikian caranya :1. menafikan huruf Alif,2. Lam Awal,3. Lam Akhir,4. Ha
adapun huruf-huruf yang demikian ;
1. Alif = Allahusamma wati wal Ardh,
2. Lam Awal = Lillah husamma wati wal Ardh,
3. Lam Akhir = Lahulmulku samma wati wal Ardh,
4. Ha = Wal awallu wal akhirru Wal Dzahiru wal Batiinu
jadi jikalau demikian diri kita yang dzahir itu nyata fana sekali2 tiada mempunyai apa-apa lagi (min adami ila wujdin,wamin wujdin ila Adami) jadi maksudnya dari pada kita diri yang dzahir walau sehelai rambut pun telah tiada mempunyai lagi apa-apa..
tiada boleh dikatakan ada lagi pada ilmu-nya,
hanya diri yang bathin jua ialah yang bernama Muhammad.
seperti firman Allah ta’ala dalam hadits Qudsi : Ku jadikan semesta sekalian alam ini karenamu yaa Muhammad,Ku jadikan akan dikau karenaKu yaa Muhammad..
Adapun dzat mutlak yang dinamakan oleh kaum ahli sufi akan Dia ‘Asyiq itu ialah Ta’yin Hakikat,Ta’yin hakikat ke duanya adanya jua bukan dari padanya jua,maka tatkala hendak menyatakan IradatNya dari kodratNya maka asal Ta’yin hakikat itu dinamakan A’yan sabitah,yaitu ibarat cermin maka limpahlah wujd mutlak itu seperti yang di dalam cermin..
ahmad muhammad allah
I . O
allah
titik namanya ; Ahdiat
adapun pertama,titik pindah wadah semata-mata maka ilmu A’yan sabitah hakikat tubuh Muhammad yaitu asal sekalian Nyawa adanya..kitab ini adalah dabitan dari kitab Babul haqq dan jadi kitab berencong..dengan perkataan perkenalan kepada Allah jangan susah mencari Allah,Allah telah lenyap menjadi nyawa sekalian batang tubuh..
–jangan susah mencari billah,–billah ada didalam tubuh,–jangan susah mencari Allah,–Allah ada di dalam tubuh
yaitu Nur Allah,dimana ada Nur-nya tentu tiada terputus dari yang punya Nur tersebut..bersatu tetapi tiada sekutu itulah antaranya kita dengan Allah..Kitab Barencong,Datu Sanggul/Datu muning
Bismillahirahmanirahiim
Rakam yaitu Mengenal,
1.Maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya diri/mengetahui asalnya diri supaya tahu yang sebenarnya agar mengenal akan Tuhan,
2.Ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya diri kepada Allah Ta’Ala agar jangan sampai Murakabah yang bersusunan pada Ilmu-Nya..
Adapun jua maksud Rakam yang 1&2 itu menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang dzahir & yang bathin,maka jika sudah pula diketahui seperti ini hendaknya di fana-kan agar tetap ke-Esa an-Nya dan tidak siapa pun jua yang dapat menduakan-Nya/Allah saja yang Tunggal/Esa,Demikianlah maksudnya..
Kemudian daripada itu disinilah saya mulai menerangkan,yang bernama Diri itu ada 2 Bagian: –Diri yang Dzahir,–Diri yang Bathin.adapun diri yang Dzahir itu asal daripada unsur Adam,Adam unsurnya memiliki 4 perkara,yaitu :
1.Api,2.Angin,3.Air,4.Tanah
Dan berikut ini penjabaran/makna dari tulisan/huruf ALLAH yang sering kita lihat dalam kaligrafi,
–ALIF => Api,–LAM AWAL=> Angin,–LAM AKHIR=> Air,–HA => TANAH/BUMI
1. adapun Api itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf ALIF bernama DZAT yang menjadi rahasia hurufnya pada kita,
2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin jua yang berhuruf LAM AWAL bernama SIFAT yang menjadi nyawa pada kita/Nafas kita,
3. adapun Air itu terbit jua dari Diri kita yang Bathin,berhuruf LAM AKHIR bernama ASMA yang menjadi HATI pada kita (Air Nuthfah&Air Liur),
4. adapun Tanah/Bumi itu pula terbit dari Diri yang Bathin jua berhuruf HA bernama AF’AL menjadi tingkah Laku pada kita..
Jadi,demikianlah Diri kita yang Dzahir ini terbit dari bayang-bayang kita yang Bathin jua dan adanya Huruf yang bertuliskan ALLAH,
tapi jangan sampai saudara mengakui bahwa saudara adalah Tuhan karena Diri kita yang Dzahir ini hanyalah Tulisan (Ingat,hanya sebatas Huruf/Tulisan) yang berlafadz ALLAH,
untuk itulah Allah Ta’Ala menciptakan tulisan/huruf tersebut agar kita mengenal Diri kita yang Dzahir..Kemudian daripada itu setelah kita mengetahui Diri kita yang Dzahir hendaklah kita ketahui Diri kita yang Bathin pula,agar dapat kita kenal akan Tuhan melalui Diri yang Bathin sebagaimana seperti sebuah sabda yang sangat dikenal oleh para kaum sufi “Man Arafa Nafsahu Fa Qad Arafa Rabbahu” barang siapa mengenal sebenar-benarnya Diri Niscaya Diri akan mengenal Tuhannya…tetapi sebelum kita mengenal akan Diri kita yang Bathin,hendaklah mati dahulu sebelum mati Diri kita yang Dzahir tadi,seperti Sabda Nabi SAW “Mutu Kabla Anta Mutu” jikalau telah kita matikan Diri yang Dzahir tadi,barulah nyata dari kita yang Bathin yang bernama sebenar-benarnya DIRI..
Simbol pemahaman Datu Sanggul/Datu Muning/Syekh Abdus Samad/Ahmad Sirajul Huda/Syekh Jalil,tentang keTuhanan ialah dari Bumi Naik ke Langit maksudnya beliau mengenal Hakikat Tuhan berdasarkan apa-apa yang telah diciptakan-Nya (Alam Semesta) sehingga dari pemahaman terhadap alam semesta itulah menghantarkan pada kebenaran sejati yakni ALLAH SWT,
karena memang dari alam dan bahkan pada Diri sendirilah (manusia) terdapat tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi yang mentafakurrinya..dengan kata lain ilmu Tasawuf Datu Sanggul adalah ilmu Laduni yang telah di karuniakan oleh ALLAH SWT kepada beliau,karena itu orang yang mempelajari Tasawuf pada dasarnya bisa menggabungkan 2 sumber acuan pokok,yakni :
1.berdasarkan Wahyu (Qauliyah),
2.berdasarkan tanda-tanda ayat-NYA (Qauniyah) yang terpampang jelas pada alam atau makhluk ciptaan-NYA..
“Tidak memakai ilmu atau bacaan tertentu,hanya menjaga keluar masuknya Nafas kapan ia keluar dan kapan ia masuk”
sehingga secara rutin dapat melaksanakan sholat ke masjidil haram setiap hari jum’at…(kira-kira seperti itulah beberapa patah kata yang pernah di katakan Datu Sanggul kepada Datu Kalampayan/Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari) kata-kata yang diucapakan beliau tersebut diatas juga sama seperti yang pernah di ucapkan oleh Mawlana Abdul Khaliq Al Ghujdawani qs tentang “Hosh Dar Dam/Bernafas secara Sadar” dan Imam Tariqah Syah Naqsyaband qs “…(jalan) ini dibangun diatas jalan nafas (pondasi) nafas,jadi adalah keharusan seseorang menjaga nafasnya dikala menghirup dan membuang nafasnya….”
salah satu karya Datu Sanggul yang spektakuler ialah membuat tatalan/tatakan kayu besi(ulin) menjadi soko guru mesjid di desa tatakan,sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Sunan Kalijaga ketika membuat soko guru pada Mesjid Demak..
salam cinta dan sejahtera untuk seluruh makhluk-Nya yang penuh Cinta,jaya jaya Indonesia Jaya,Jaya Nusantara,di laut kita jaya,di udara kita jaya apalagi di darat !!!Silsilah Kitab Barencong datu sanggul Ulama bagi orang banjar merupakan figur orang-orang yang sangat berjasa kepada Pemerintahan berdasarkan budaya Banjar,sehingga tak mengherankan bahwasanya masyarakat Banjar gemar dengan mengkoleksi figur data kualitatif di dalam bentuk foto-foto yang terpajang di setiap ruang tamu rumahnya,disamping itu efek manfaat yang terasakan oleh jejak-jejak eksternal perjalanan sang Ulama semasa hidupnya tercemin melalui data kualitatif dalam format foto tersebut.
Sementara figur data kualitatif dalam bentuk foto yang kerap kali terlihat dan kondang yakni Datu Sanggul dan Guru Sekumpul Martapura pada jaman ini, bercerita tentang Datu sanggul dan manaqibnya. Menurut catatan sejarah Sekitar abad ke 16,di desa Tatakan dahulu bernama kampung Muning (1702-1807) nan Muara atau pintu gerbang kampung ini berada dekat wilayah Margasari atau tepatnya Muara Muning.
Perkembangan Agama Islam pada waktu itu meningkat pesat,terbukti dengan adanya beberapa tokoh yang mempunyai tugas sebagai penyebar Islam pada waktu itu seperti Datu kelampayan yang dikenal dengan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari ,sementara di Tapin itu sendiri banyak terdapat nama-nama datuk sebagai tokoh alim ulama masa lampau ,sehingga Tapin mendapatkan predikat sebagai Kampung Datuk oleh orang banjar.
Diantara para datuk yakni Datuk Sanggul yang mempunyai darah keturunan dari pulau andalas ,sejarah mencatatnya bahwasanya beliau berasal dari kota Palembang
yakni Sumatera Selatan ,yang melakukan hijrah ke Kabupaten Tapin dengan membawa missi perkembangan agama Islam,hingga menetap di desa Tatakan kabupaten Tapin sampai beliau menghabiskan nafas terakhir dan disemayamkan di desa Tatakan Kabupaten Tapin.
Semasa hidupnya, Datu Sanggul ke Tapin ( desa Muning Tatakan ) dalam rangka menuntut ilmu agama kepada Datu Suban , hal ini bukan berarti beliau belum memiliki ilmu agama, melainkan beliau sudah memiliki ilmu agama sudah cukup dan juga seorang Ulama ,Dalam suatu mimpi ( ketika masih berada di Palembang ) didalam mimpinya bertemu dengan orang tua yang menasehati
Kalau anaknda Abdussamad mau mendapatkan ilmu sejati maka tuntutlah sekarang ,dan orang itu berada didaerah Kalimantan Banjar tepatnya di kampung Muning pantai Munggu Tayuh Tiwadak Gumpa, di sana ada seorang tua (datu) yang bernama Suban (Datu Suban ) ,atas petunjuk didalam mimpi itu
Abdusshamad berangkat menuju Kalimantan ,yang sebelumnya mendapatkan izin dari orang tua kandung hingga sampailah beliau mendapatkan daerah yang dicari yaitu Kampung Muning (Tatakan).
Setibanya di kampung Muning ,beliau menemui Datu Suban dan menceritakan perhal akan mimpinya tersebut,dengan lapang dada seakan mengerti akan simbol rabbaniyahtul Ilm pada hallikwal waktu itu datu suban pun menerima dan mengerti akan maksud kedatangannya serta disambut serta sangat diharapkan oleh datu suban ibarat pepatah buku bertemu dengan ruas kemudian pasak bertemu dengan tiang. Atas pengamatan dan penilaian Datu Suban terhadap Datu Sanggul bahwasanya datusanggul mempunyai sikap maupun watak yang berbeda dari murid-muridnya yang lain, sehingga Datuk Sanggul diberikan amanah untuk menjaga kitab oleh datu Suban mengenai ilmu Marifattullah.
Menurut catatan sejarah ,aktifitas beliau sehari-hari yakni berburu rusa , katanya cara beliau berburu dengan cara menunggu ditempat yang sering dilalui oleh binatang buruan dan hasil dari berburunya didermakan ketetangga dan jiran sekitar rumah beliau.
Menurut mereka yang sefaham aliran dengan beliau ialah dengan ketaatan,ketawadhuan serta tingkat peribadatannya sampai mencapai martabat Abudah dan Badal.
Metode pelaksanaan syariat keagamaannya di nilai sangat kuat seperti sholat Tahajjud terutama dibulan suci Ramadhan beliau selalu mengikat perut dan menguatkan ibadahnya untuk menunggu malam lailatul qadar ,menurut kepercayaan orang banjar pada malam ganjil dimulai pada 20 akhir Ramadhan beliau selalu menyanggul lailatul qadar,sehingga atas dasar etrsebut masyarakat setempat digelari dengan sebutan Datu Sanggul.
sementara keunikannya dari pola interaksi symbolic Datuk Sanggul,melalui kitab berencongnya pada manaqibnya penuh syair serta puisi dan pantun. Diceritakan oleh juri kunci pemakaman Julak Antung, dimana masyarakat sekitar memanggilnya, di temui oleh MataBanua di Pemakaman DatuSuban ,
menurutnya melalui yang tercatat dalam sejarah yakni manaqib DatuSanggul dengan riwayat kitab berencong yang diberikan datu suban kepada datu sanggul secara silsilah merupakan berasal dari Datu Nuraya yang maqamnya berada dekat pertahanan datu dulung ketika melawan belanda dan benteng tersebut adalah benteng Munggu Tayuh digelari dengan Datu Nuraya karena datu tersebut datang ke kampung muning bertepatan dengan hari raya selepas datu suban melaksanakan sholat ied.
Setelah berkenalan dan memperlihatkan sebuah kitab kepada datu suban tidak lama kemudian orang tersebut ambruk dan wafat pada hari raya itu juga. Mengenai riwayat datu Nuraya tidak ada kejelasan dari mana beliau berasal dan apa tujuan beliau berada dikampung Muning Tatakan ,
namun menurut kabar yang berkembang di masyarakat ada yang mengatakan bahwa datu nuraya berasal dari Hadramaut tetapi ada pula yang mengatakan bahwa datu nuraya berasal dari pulau jawa , dengan gelar garandali ,diceritakan garandali sebuah gelar yang luar biasa, namun ketawadhuan yang dimiliki datu nuraya membuat hidupnya lebih memilih merakyat ,
keutamaan garandali tak lain adalah seorang ulama yang selalu merakyat,halikwal dan keinginannya sudah bulat di tujukan hanya satu yakni kepada Allah.Sw,sehingga setiap ibadah maupun di dalam memanfaatkan ilmunya,selalu merasa tak berdaya melainkan hanya dengan pertolongan allah . swt, setiap kebaikan yang di anggapnya selalu hanya hadiah dari Allah.Swt ,dengan seperti itu,menjadikan hati bahkan seluruh batang tubuhnya ,hanya sebagai persinggahan Allah.Swt,saja dan ini tingkat ikhlash yang tertinggi. ungkapnya.
Datu Nuraya ,seorang figur garandali yang menempuh jalan gurur ,jalan gurur yang selalu di kilati akan hall dan menurut kabar jalan ini tak mudah ,dan konon beliau ini ,dengan kain kebesarannya atau tapih dapat mengatur alam ,yang tentunya atas izin Allah.Swt ,seperti menurunkan hujan , mengatur petir ,dan awan serta angin yang bertiup, sehingga setiap beliau berjalan di terik matahari awan selalu menaunginya, Sementara itu juga ada kabar yang menyebutkan bahwasanya beliau bernama Syekh Gede Jangkung,hall ini dilihat dari ukuran makam beliau yang panjangnya 35 depa ( 55 meter ). Kitab yang diberikan Datu Nuraya kepada Datu Suban berisi tuntunan hidup pada kehidupan lahir dan bathin untuk kehidupan didunia maupun dikehidupan akhirat serta rahasia alam dan rahasia rubbubiyah ,serta menyangkut Rabbaniyatul Ilm dan Rabbaniyatul hukum.
Kembali ke Datu Sanggul bertemu dan menjalin persaudaraan dengan Datu kelampayan , di ceritakan oleh masyarakat setempat ,akan hallikhwal Datu kelampayan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari mengaji ke mekkah,beliau sudah melakukan ikatan lahir bathin dengan Datu Sanggul,yakni ( beangkatan dangsanak) jika orang banjar mengartikan.
Ikatan saudara ini lebih di perluas dengan saling memberikan pengetahuan satu sama lainnya,, dimana keingintahuan Datu Kelampayan pada isi kitab Datu Sanggul terpenuhi, sementara pesan Datu sanggul kepada datu kelampayan yakni , kalau adinda bulik ke banua yang sarincung kitab ini kaina ambil di Kampung Muning Tatakan dengan syarat harus membawa kain putih,sebab bila kitab ini bersatu lagi salah satu diantara kita akan kembali kepada Allah.Swt
Ketika datu kalampayan pulang ke kampung halaman di martapura setelah 30 tahun mengaji di Mekkah dan sempat mengajar di Masjidil Haram Mekkah pada bulan Ramadhan 1186 H atau bulan Desember 1772 M, usai datu kelampayan berkumpul dengan keluarga maka beliau teringat dengan Datu Sanggul sebagai saudara yang ada di kampung muning Tatakan dengan berencana akan melakukan silahturhami. Sesampainya di kampung Muning beliau sampai pada gubuk yang sederhana apakah benar suadara datu sanggul telah pulang kerahmatullah ,dan konon meninggalnya DatuSanggul ditandai dengan hujan lebat selama tiga hari tiga malam berturut-turut,yang menandakan bahwa langit dan bumi merasa bersedih atas kepergiannya...salam

Post a Comment