Gua Hiro

Assalamualaikum wr wb.

Alhamdulillah dalam ulasan MCR ini akan membahas tentang Turunnya Jibril a.s Pertama Kali Kepada Rasulullah SAW.
Langasung aj baca mode on alias budayakan membaca sampai selesai : hehehe.

Ada beberapa hal yang menjadi sebab turunnya wahyu yang pertama kepada Rasulullah. Di antaranya ialah bahwa Muhammad bin Abdullah, sebelum menerima Nubuwwat, adalah seorang yang gemar ber-Khalwat (menyendiri untuk bertafakur) dan banyak beribadat. Beliau isi hari-harinya selama empat puluh tahun dengan taat dan dekat kepada Allah. Sikap dan kebiasaannya yang terpuji, luhur, disegani, dikagumi, dihormati, dan amat dicintai, hingga digelari “al-Amin” (orang yang jujur dan terpercaya).

Kebiasaan-kebiasaannya seperti itu menambah terang cahaya cinta (mahabbah) kepada-Nya di relung qalbunya, hingga mengalahkan rasa cinta kepada selain-Nya, dan mendorong banyak bertafakur serta mengalirkan butir-butir airmata kepatuhan kepada-Nya.:

Bila melihat orang karam di laut kesibukan
Katakanlah, ia tengah tenggelam dalam kerinduan. Dan orang lain pun niscaya tahu keadaannya. Hamzah bin Abdul Muthalib paman Rasulullah, bertanya kepada Atikah, saudaranya: “Tahukah kau apa yang sedang dirundung Muhammad, keponakan kita? Ia nampak demikian pucat pasi, banyak merenung, tiada gairah bergaul seolah-olah ada sesuatu yang menimpanya.”

Atikah diam. Sementara itu kaumnya, demi melihat keadaan Rasulullah murung, mencoba melipur dan memecahkan persoalan yang dihadapi beliau. “Muhammad, andai hatimu duka atau sakit, ceritakanlah kepada kami agar deritamu, dapat kami tanggung pula.”

Tapi Rasulullah diam saja.

Beliau mengenakan kainnya, lalu berjalan menuju bukit Hira. Di sana beliau merintih khusuk ke hadirat Alalh dengan rintihan yang menggoncangkan istana di tujuh langit, dan menjadikan para bidadari surgawi mengadu kepada Allah tentang beliau karena iba.

Ilahi, kami mendengar rintihan seorang manusia yang paling mencintai-Mu.” Saat itulah Allah swt. menyuruh Jibril a.s. “Ya Jibril, tiba saatnya engkau membawa wahyu untuk menerangkan hukum-hukum tentang perintah dan larangan-Ku. Turunlah kepda kekasih-Ku, yang paling baik dan utama dari seluruh makhluk-Ku. Sampaikanlah salam dari-Ku kepadanya! “Malaikat Jibril pun turun dan memanggil-manggil Nabi Muhammad saw. dari ruang angkasa.

Maka nampak di mata beliau sesosok makhluk berpakaian hijau-hijau.

“Bacalah!” perintah Jibril a.s. kepada Rasulullah yang merentangkan tangannya ketakutan.

“Bacalah! Perintah Jibril sekali lagi sambil memegang dan mendekap Rasul.

“Aku tak bisa membaca.” Jawab Rasul gemetar.

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”
(Qs. 96:1-2).

Setelah mengalami peristiwa bersejarah itu, Rasulullah pulang mengisahkan kepada sang isteri, Khadijah.

“Khadijah, isteriku, selimuti aku! Selimutilah! Sungguh aku takut pada peristiwa luar biasa tadi.”

“Duhai suamiku. Engkau penyambung silaturahim. Penyayang para yatim, pecinta perkara-perkara agung, dan berbudi amat luhur, Tuhanmu niscaya tak akan memperlakukanmu melainkan dengan kebaikan.” Khadijah sang isteri, mencoba menghibur dan menenangkan perasaan sang sami dengan tutur yang lembut dan sendu.

“Terbertik di hatiku, mungkin peristiwa itu merupakan suatu berita besar dan agung yang belum pernah dialami oleh para Nabi terdahulu.” Sambung Khadijah yang kemudian menyelimuti Nabi. Lalu turun pula wahyu:

“Wahai orang yang berselimut, bangkitlah. Beri peringatanlah. Dan Tuhanmu, besarkanlah!”
(Qs. 74:1-3).

“Ya Khadijah, inilah makhluk yang pernah datang itu.”

“Wahai suamiku, akan kuuraikan rambutku. Bila setan, ia akan nampak, dan jika utusan Allah ia tak terlihat.”

Setelah Khadijah menyibakkan rambut, bertuturlah Rasulullah: “Hai Khadijah, ia lenyap dari pandanganku.”

“Ajaklah aku kepada Islam. Sungguh engkau adalah utusan Allah. Jibril a.s. telah datang kepadamu.” Akhirnya masuk Islamlah Khadijah, Ummul Mukminin, satu-satunya wanita paling awal memeluk Islam.

Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaa ha illAllahu Allahu Akbar. Demikianlah Sahabat MCR yang di Rahmati ALLAH SWT. Semoga ulasan diatas menambah Cinta kita kepada Allah dan RasulNya. Agar kita semua diperkumpulkan beserta orang orang sholeh.

Akhir kata, jika tinta didalam pena, tulis kata menjadi doa. Jika cinta sudah mengena, niscaya Ridho kan didpatnya.

Wassalamualaikum wr wb.

Post a Comment