Olahraga Memanah


Assalamualaikum wr wb.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat kesehatan kepada kita semua, khususnya kepada para pembaca di blog MCR ini. Terimakasih yang tak terhingga MCR ucapkan atas kesediaannya untuk terus membaca dan mendukung demi berkembangnya blog ini. Dan dalam kesempatan kali ini akan MCR ulas tentang Olahraga Rasulullah dan para sahabat beliau. Tidak bisa dipungkiri lagi sudah menjadi kebiasaan manusia untuk menyukai hiburan. Rutinitas dan tanggung jawab kehidupan menjadi faktor yang mendorong jiwa untuk mengupayakan menyegarkan badan atau sekedar relaksasi. Oleh sebab itu, siapa pun orang yang meneliti satu kelompok masyarakat, kapan pun dan di mana pun, akan menjumpai sarana hiburan dan olahraga sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Terlihat ada kondisi yang menonjol antara usia seseorang dengan kecenderungan terhadap olahraga. Oleh sebab itu, olahraga pada generasi muda menempati posisi dan penerimaan tersendiri yang berbeda pada kaum tua. Lantas, bagaimana bentuk olahraga pada generasi muda sahabat Rasulullah SAW ?

Dalam hal seperti ini mari kita simak bersama penjelasan salah seorang dari sahabat Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu lari antara kuda-kuda yang belum dikuruskan, jaraknya antara jalanan di lereng bukit hingga masjid Bani Zuraiq. Abdullah bin Umar bin Khattab sendiri biasa beradu lari menggunakan kuda yang belum dikuruskan tersebut."

Generasi muda sahabat yang selalu rindu untuk ikut berjihad menyadari betul bahwa persiapan dan latihan adalah sebuah keharusan. Dan karenanya, mereka mematuhi wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

أَ لاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّ مْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّ ةَ الَّ مْيُ

Artinya : Ketahuilah ! bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah). Ketahuilah ! bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah).

Ketertarikan mereka pada olahraga Rasulullah SAW, juga terlihat pada kisah Salamah ketika ia meriwayatkan perang Dzi Qird, “Ketika kami berjalan, ada seorang Anshar yang tidak bisa didahului kecepatannya dalam berjalan. Ia berkata : Tidakkah ada orang yang beradu cepat denganku sampai di Madinah? Adakah yang bisa mendahuluiku?, Ia terus mengulang ulangi ucapannya. Mendengar itu, aku (Salamah) berkata, Tidak adakah orang mulia dan terhormat yang kamu segani?, Seorang Anshar itu menjawab, Tidak ada, kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku (Salamah) berkata, Wahai Rasulullah, ayah-ibuku menjadi tebusannya, biarkan aku beradu cepat dengan orang ini. Beliau bersabda, Jika engkau mau?. Lantas Aku berkata kepada Seorang Anshar tersebut, Majulah. Aku tekuk kedua kakiku sambil mengambil ancang ancang lalu melompat dan berlari. Aku menghemat napasku, hingga (ia mendahuluiku) melalui satu atau dua bukit, agar nantinya aku tidak kehabisan napas. Kemudian, aku berlari di belakangnya dengan tetap berusaha menghemat napas, hingga waktu yang tepat aku gunakan ketika hendak sampai Madinah. Kemudian, aku percepat lariku, sehingga berhasil menyusulnya tepat di belakang tubuhnya. Akhirnya, aku berhasil mendahuluinya tiba di Madinah.”

Keren kan sahabat MCR, Olahraga yang dilakukan Rasulullah dan Sahabat beliau.

Jadi begitulah, olahraga dan program-program hiburan di kalangan generasi muda sahabat Rasulullah SAW, berkaitan erat dengan tujuan-tujuan luhur sekaligus menjadi aset dan bekal yang mendorong semangat dan kesungguhan. Bagi mereka, hiburan adalah sesuatu yang bisa menghantarkan kepada tujuan mulia. Mereka mengambil prinsip ini dari sabda Rasulullah SAW :

لاَ سَبَقَ إِ لاَّ فِي نَصْلٍ أَوْ حَا فِرٍأَوْ حُفِّ

“Artinya : Tidak boleh (mengambil harta dari) perlombaan, kecuali dalam (perlombaan) anak panah, binatang berkuku, dan binatang bertapak kaki.”

Manakala olahraga bagi mereka adalah sarana menuju tujuan mulia, maka mungkinkah olahraga tersebut menghalangi mereka dari menunaikan kewajiban atau menjalankan ketaatan?.

Dan yang perlu digaris bawahi menurut MCR, Olahraga dijadikan sebagai sarana dan Tujuan mulia bukan sebatas kesenangan kita pribadi. Jika kita sehat maka kita akan dikuatkan untuk selalu beribadah kepada ALLAH SWT. Dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dengan semaksimal mungkin.

Dan coba sejenak kita kembali mengarahkan pandangan pada jaman sekarang dan sedikit membuka lembar kehidupan generasi pemudanya, maka kita akan menemukan perbedaan yang sangat menonjol antara olahraga di kalangan mereka dan di kalangan pendahulu mereka, yaitu pada generasi muda para sahabat. Jaman sekarang begitu kuatnya football (sepak bola) mengikat hati para penggilanya. Football (sepak bola), merampas waktu-waktu berharga mereka, dengan menontonnya, menyaksikan tayangan pertandingan, membaca koran sebelum dan sesudah pertandingan, berdebat dan mendiskusikannya, bergantinya emosi antara mendukung dan mencaci, serta menumpahkan semangat untuk sesuatu yang tidak bersemangat. Apalagi, waktu shalat yang terabaikan, serta munculnya perselisihan dan pertengkaran.

Semestinya kita juga menjadi mengerti rahasia mengapa para musuh begitu gencar mempromosikan kesibukan ini di kalangan generasi muda. Tujuannya adalah memalingkan mereka dari permasalahan-permasalahan besar. Sudah saatnya generasi muda umat islam mengkaji ulang biografi pendahulu mereka (salafush shalih).

MARI BERSAMA KITA VIRALKAN OLAHRAGA RASULULLAH S.A.W, AQIDAH KUAT, TUBUH PUN SEHAT

Itulah tadi ulasan MCR tentang Olahraga Rasulullah SAW dan Para Sahabat Beliau.

semoga membawa manfaat. minta maaf minta ridho, jika dalam penyampaian banyak kehilafan.

Akhir kata, Roti maryam dicampur madu, membuatnya didesa patas. Mari kawan terus maju, bersholawat tanpa batas.

Wassalamualaikum wr wb.

Post a Comment